Duduk aku disudut keramaian. Ditemani senja yang kelabu. Banyak manusia bicarakan cerita. Ditengah kepulan asap tembakau.
Aku merenung ditemani segelas kopi restoran. Menikmati perih dihari. Entah berapa batang sudah tembakau yang kubakar. Sekedar ungkapan hati yang gusar.
Wanita itu kembali membumbung di angan. Kesempurnaannya yang tak terbantahkan. Oh aku kembali merindu.
Dia yang tak mungkin lagi kumiliki. Dia yang relakan hatinya diikat lelaki selain aku. Dia yang bersuka di hari minggu.
Asa kembali membara. Tapi hanya sisakan nelangsa. Berjelaga aku dalam duka. Bayangkan ia yang kupuja.
Di ujung senja ini aku tertegun. Habiskan kopi yang tersaji. Mendung penuhi cakrawala. Seakan mengerti hati luka.
Mungkin inilah sakit terbaikku. Perlahan terdengar adzan Maghrib menggema. Saatnya aku berlalu, dan tinggalkan semua kenangan itu. Hanya satu tanyaku. Sanggupkah aku melakukan itu?