Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘@ArfiBee’ Category

Ketika Kau Aku

Ketika kau tersenyum
kuingin dunia berhenti berputar
jarum jam beku berdetik
sehingga
saat ini akan
selamanya kunikmati
ada

Ketika kau mencumbu
kuingin rembulan pucat
tetap bersinar lembut
sehingga
kudapat menikmati cahaya
asmara yang
terpantul dari bilik matamu

Ketika kau katakan
cinta
kuingin angin
membawanya ke
empat penjuru dunia
sehingga
gaungnya tak pernah
kulupa

Ketika kau aku berpisah
kuingin kau
ijinkan aku
memelukmu satu kali lagi
sehingga
dadaku tertanam dadamu
dalam
cinta yang tak pernah karam

Read Full Post »

sajak cinta yang lesu

kala kujamah lagi
cinta usang milik kita
senantiasa goyah disinggung bayu berlalu,
ada rasa lagi
ingin kibarkan nuansa biru ungu
ikatkan pesona
perona pijaran rindu
tak berapi
tak bertepi
tak dimengerti

oleh kau
olehku
oleh kita.

dan letih yang sepi
akhirnya simpan cinta hanya di mata

tidak di hati
tidak dirasa
tidak ber-asa.

Palembang, 25 Mei 1991

Read Full Post »

luka

saat candikala menyirat
bawa bayang cakrawala
menghitam
tak menampak geletar
nadi kehidupan
tuk menyongsong esok pagiNya

basah telapak menginjak dalam
dingin menyelusuri gulana
membawa pedih
yang tak mampu terkubur
dalam pijakan asa
yang membayang
lirih dan luruh

ada sesungging senyum mengoyak muram
yang tak mampu biaskan kelam
pekat, rekat, berat dan sarat

tiada cipta kuasa yang mampu
hadirkan bayang nyata yang semu
selepaskan kibas tangan menoreh
pedih segala apa yang tertinggal
dalam selusupan beku sanubariku
menghujam! merobek!

porak porandalah
segala apa angan dan khayal
yang terjamah bisu
diam dalam kristal keheningan

kutatap camar itu
kelepak sayapnya yang menjauh
tanpa pernah akan sampai
ke bukit ilusiku
yang telah sia-sia menunggu,

(1990)

Read Full Post »

Tertunduk aku menatap tanah merah
sementara gerimis memayungi semesta
bersama rebanya mataku
menyatu di atas pusaramu

Sahabat,
mengapa angin buruk itu sebarkan kabarmu?
sementara bala di antara kita
masih ada,
tanpa sempat kita halau
dan sangkurmu,
dan sangkurku
masih berkilat
saling tajam siap menggores!

Sahabat,
kini kusampaikan maafku,
sesalku…
dan hatiku mengaku
sesungguhnya kita tetap bersatu

(1987–to sahabat)

Read Full Post »

ada setetes embun yang datang
manakala rembang Subuh turun
membimbing raga meniti onak dunia
mendaki, menepi jiwa mengitari jejakMu

ada wangiMu
yang tersirat dalam batas sunyi
menyatukan kristal diamku
ke dalam hangatMu

sendiri aku menggali
menanam cintaku padaMu,
di alas hutan cemara,
di puncak bukit,
kuukir namaMu di perbatasan rindu
biar Kau tahu
betapa bersejarahnya diriMu

Kau bergema dalam sesak napasku
dan menambatkan cahaya
dalam citaku.

(Palembang, 1988) @ArfiBee

Read Full Post »